Budidaya Ikan Koi – Kita tahu bahwa banyak jenis ikan yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia, baik untuk konsumsi ataupun hanya sekedar hiasan. Untuk konsumsi, kita tahu ada ikan Nila, Lele, Gurame, Kerapu dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk ikan hiasnya yang populer di masyarakat ada ikan Lohan, Cupang, Arwana dan ikan Koi. Dari ke semua ikan tersebut, ikan Koilah yang terbilang cukup mudah untuk dibudidayakan dan cepat mendatangkan rupiah.
Telah banyak para pengusaha sukses di luar sana berkat budidaya ikan Koi. Omsetnya tidak main-main, ada yang di kisaran puluhan sampai ratusan juta setiap tahunnya.
Berbicara mengenai darimana asal usul ikan tersebut, banyak versi yang berbeda-beda. Namun, yang pasti menurut beberapa literatur, ikan Koi yang memiliki nama ilmiah Cyprinus Caprioini mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1960-an.
Bermula ketika Presiden Soekarno dihadiahi berbagai macam jenis ikan koi oleh pemimpin Cina. Dari situ, presiden Soekarno memberikan ikan tersebut kepada para pembudidaya ikan di kota Batu Jatim untuk dikembangbiakkan.
Seiring dengan berjalannya waktu, penyebaran ikan ini semakin luas dan menarik hati banyak penggemar ikan. Salah satu alasan kenapa koi menjadi sangat diminati adalah warna dan rupanya yang cantik.
Ada pula kepercayaan yang dibawa orang-orang Jepang jika memelihara ikan ini akan mendatangkan keberuntungan bagi pemiliknya. Nah, bagaimana? Jika kalian ingin mulai Budidaya Ikan Koi, Tidak Susah Kok! Yuk mari pelajari bersama.
Cara Budidaya Ikan Koi
Daftar isi
1. Membuat Kolam Sebagai Tempat Tinggal Ikan
Sebelum pada tahap pencarian bibit dan pemeliharaan, tahap pertama dalam budidaya ikan koi yaitu menyiapkan kolam sebagai media hidup.
Meski ada beberapa orang yang hanya mengandalkan aquarium sebagai tempat budidaya koi, namun jika kamu ingin mengembangkannya dalam jumlah besar maka harus di kolam tempatnya.
Kolam itupun tidak sembarangan, ada ukuran tertentu agar ikan bisa berkembang normal dan maksimal. Kolam koi idealnya berukuran 3 x 6 meter dengan tinggi air 40 cm dan kedalaman kolam 60 cm. Kita juga harus menghindari jenis kolam terpal karena tidak terlalu baik bagi perkembangan koi.
Agar koi dapat berkembang baik, kolam harus memiliki sirkulasi air untuk keluar masuk yang baik. Kolam juga harus terkena sinar matahari yang cukup, tidak kurang ataupun berlebih.
Sebagai media penempelan dan penetasan telur koi dibutuhkan media yang disebut kakaban. Kakaban terbuat dari ijuk, cara pembuatannya yaitu dengan menjepit ijuk dengan bilah bambu lalu diipaku agar tidak hanyut.
Jumlah kakaban yang dimasukkan tergantung ukura indukan tersebut. untuk indukan koi seberat 1 kg jumlah yang harus masuk 5-6 buah. Setelah koi menetas, pindahkan ke kolam pemeliharaan.
Ukuran kolam koi bisa berbeda, tetapi umumnya masyarakat menggunakan kolam dengan ukuran 3 x 4 meter kedalaman 40 cm untuk 300 anakan.
2. Memilih Indukan yang Berkualitas
Salah satu penentu keberhasilan budidaya koi terletak pada indukan yang dipilih. Indukan koi haruslah berkualitas agar menghasilkan bibit koi yang unggul.
Ada beberapa kategori yang harus dipenuhi, seperti usia ikan harus berumur lebih dari 2 tahun, tubuh tidak cacat dengan tubuh ideal berbentuk seperti torpedo dengan lekukan, dan jenis yang dipelihara harus sama misal kohaku dengan kohaku.
Warna tubuh ikan yang dipilih juga harus kontras dan cemerlang, memiliki gaya berenang yang seimbang dan tenang, sertatidak terlalu cepat ataupun lambat.
Indukan koi harus yang sudah matang dan siap untuk dikawinkan. Koi jantan dan betina alangkah baiknya dipelihara di kolam yang berbeda agar tidak perlu ada proses pemberokan lagi saat akan dikawinkan.
Adapun ciri-ciri indukan ikon koi yang berkualitas adalah seabgai berikut ini:
- Pertama dari segi umur, pastikan calon indukan sudah matang dengan umur lebih dari 2 tahun
- Sebaiknya memiliki varietas atau jenis yang sama
- Dari kenampakannya memiliki bentuk tubuh yang ideal (panjang dan lurus), sirip dan ekor melebar
- Jika anda liat saat berenang, maka indukan yang baik akan berenang tenang dan seimbang
- Penampilan ikan memiliki warna cermelang, cerah, kontras dan tidak cacat tubuh
- Indukan yang baik biasanya tidak berenang di dasar kolam
- Perhatikan saat diberi makan, indukan yang baik memiliki selera makan tinggi
- Terakhir, pilih indukan jantan dan betina yang sudah matang gonad dan siap untuk di pijahkan
3. Pemeliharaan Indukan Ikan Koi Secara Khusus
Setelah kita memiliki indukan ikan koi, maka tahapan selanjutnya yang harus kita lakukan adalah memeliharanya secara khusus.
Indukan ikan koi yang akan kita kawinkan harus mendapatkan perlakukan spesial agar proses pemijahan bisa berjalan baik nantinya.
A. Pemeliharaan Indukan Betina
Untuk indukan bentina yang akan kita kawinkan, sebaiknya kita masukkan ke dalam kolam khusus dengan syarat kedalaman kolam +/- 150 cm atau boleh lebih dalam lebih baik.
Jumlah indukan yang dipelihara juga tidak boleh terlalu padat Batasi jumlah indukan dalam kolam tersebut hanya 20 ekor saja untuk kolam dengan ukuran 4×5 meter. Lebih sedikit indukan dari kolam itu lebih baik. Namun itu ukuran idealnya.
Kenapa jumlah indukan harus dibatasi, karena pertumbuhan ikan betina biasanya jauh lebih besar di bandingkan jantan sehingga dalam satu kolam tidak boleh terlalu padat.
B. Pemeliharaan Indukan Jantan
Selain indukan betina yang harus kita rawat khusus, indukan jantan juga lho. Meskipun memang tidak seketat indukan betina.
Untuk indukan jantan kita harus masukkan ke dalam khusus dimana dengan ukuran yang sama bisa menampung indukan jantan sekitar 40 ekor.
Kolam kedua indukan ini harus dipisah ya, karena indukan betina ini akan kita berokan (tidak di beri pakan) lagi. Untuk waktunya nanti kita bahas.
Selama indukan mendapatkan perawatan ini, jenis pakan yang kita berikan yaitu berupa pellet dengan ukuran 8 mm dengan jumlah pemberian per harinya 3 – 5% dari bobot tubuh ikan dan frekuensi pemberian 2 – 4 kali dalam sehari.
4. Proses Pemijahan Haruslah Tepat
Proses pemijahan haruslah tepat, jika tidak maka akan mempengaruhi kualitas ikan nantinya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap pemijahan, seperti berikut penjelasannya:
A. Tempat Pemijahan
Kakaban dalam Kolam Semen untuk Pemijahan
Tahap pertama yang mesti kita persiapkan untuk memijahkan indukan ini adalah tempat khusus pemijahan, terpisah antara jantan dan betina. Usahakan kolam yang akan kita gunakan untuk memijah ikan ini terbuat dari semen ya.
Kolam semen ini harus memiliki permukaan yang harus agar sisik ikan tidak rusak selama proses pemijahan. Namanya juga mau kawin, agak liar nantinya :D.
Mengenai ukuran kolam ini tidak ada patokan khusus, namun biasanya ukurannya hampir sama dengan kolam pemeliharaan, yakni menggunakan ukuran kolam 3 x 6 meter dengan kedalaman 60 cm tinggi 40 cm.
Kolam pemijahan harus memiliki perputaran atau sirkulasi air yang baik. Aliran air keluar masuk ini sangat berguna untuk merangsang ikan koi terbuahi, karena air terus mengalir.
Jangan lupa untuk menggunakan saringan untuk air masuknya ya, agar tidak ada hama yang masuk ke dalam kolam, karena dikhawatirkan hama dapat mengganggu larva nantinya.
Begitu juga dengan aliran air yang keluar, gunakan juga saringan guna mencegah larva keluar kolam, hanyut bersama aliran air.
Sebelum indukan koi dimasukkan ke dalam kolam, sebaiknya anda keringkan kolam kemudian jemur di bawah terik matahari terlebih dahulu. Tindakan ini bermanfaat untuk membunuh agen penyakit baik dari bakteri, jamur, virus atau agen lainnya yang dapat menular pada ikan.
Setelah kolam kita jemur, selanjutnya kita endapkan terlebih dahulu air yang akan kita gunakan sehari semalam. Tujuannya adalah agar zat-zat anorganik yang dapat meracuni atau mengganggu proses pemijahan dari ikan koi mengendap di dasar permukaan.
B. Proses Pemijahan Ikan Koi
Setelah kolam pemijahan selesai kita siapkan, langkah berikutnya adalah proses pemijahan itu sendiri. Silahkan masukkan kakaban atau ijuk yang disusun menggunakan kayu atau bambu untuk melekatkan telur.
Setelah kolam siap, masukkan indukan betina terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan memasukkan indukan jantan
Anda bisa memulai proses pemijahan ini pada sore hari, sekitar jam 4 sore. Pertama masukkan indukan betina terlebih dahulu kemudian di ikuti dengan indukan jantan 3 – 5 jam setelah itu.
Indukan betina nantinya akan berkeliling kolam dan diikuti oleh penjantan yang berusaha menempel-nempelkan tubuhnya pada indukan betina,
Oh ya, prosesi pemijahan ini biasanya terjadi pada tengah malam hingga dini hari. Jadi kalau kamu mau mengintip, ya tengah malam, tapi kamu jangan sampai mengganggu ikan lagi kawin ya.
Pada saatnya nanti, indukan betina ini akan bergerak lebih cepat mengelilingi kolam dan diikuti dengan keluarnya telur yang akan menempel pada kakaban dan ikan jantan mengeluarkan sperma dan terjadi pembuahan.
Nah, untuk proses pemijahan secara alami sudah selesai dan selanjutnya prsoses perawatan telur harus kita lakukan.
Selain memijah secara alami, budidaya ikan koi ini bisa juga dengan proses pemijahan dengan buatan. Yaitu dengan rangsangan hormone pada indukan betina untuk mempercepat proses pembuahan. Penyuntikan ovaprim dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan.
Baca juga: Cara Pemijahan Ikan Mas yang Benar
C. Penetasan Larva Koi
Larva Koi Menempel Pada Kakaban
Setelah tampak telur-telur menempel pada kakaban, maka anda harus segera mengangkat indukan dari kolam. Jangan biarkan berlama-lama, karena indukan jantan bisa memakan telur tersebut.
Telur-telur ini rawan terkontaminasi oleh jamur, anda bisa memberikan larutan methylene blue dosis 2 gram/35 liter air rendam ± 15 menit.
Proses penetasan telur yang berhasil dibuahi ini sebaiknya anda lakukan pada kolam tetas khusus. Supaya dapat menetas dengan baik.
Pastikan telur-telur yang menempel pada tersebut selalu terendam oleh air. Dan dalam waktu 2 hari 2 malam, biasanya telur-telur ini akan menetas. Pastikan suhu air berkisar antara suhu 27-30°C.
Jika suhu terlalu panas, telur-telur tersebut bisa membusuk, tetapi jika terlalu dingin, proses penetasan akan tambah lama.
Begitu telur-telur tersebut menetas, angkat kakaban. Selama kurang lebih 3 – 5 hari, larva ikan koi ini masih memiliki pakan alami. Jadi anda tidak perlu memberinya pakan selama 3 – 5 hari.
Pakan alami larva ini berupa kuning telur pada saat masih berupa telur. Setelah 5 hari barulah larva koi ini kita beri pakan.
Untuk pakan larva ini berupa kutu air (daphnia), atau anda bisa membeli pakan larva ini secara online. Karena kita mungkin tidak sempat untuk membiakkan atau mencari pakan tersebut. Pemberian pakan ini sampai burayak berukuran 1 cm.
Jika ukuran burayak semakin lebih besar dapat di ganti untuk pemberian pakan dengan menggunakan udang artemia. Bila ukuran burayak 1,5 cm dapat di beri cacing sutera sampai burayak umur 3 minggu dan setelah itu dapat di pindah ke kolam pendederan.
D. Pendederan Ikan Koi
Tahapan budidaya ikan koi selanjutnya adalah tahap pendederan. Untuk tahap pendederan ikan koi sendiri dibagi ke dalam 2 tahap.
Untuk tahap I pendederan ini membutuhkan waktu sekitar 2 bulan pemeliharaan dari larva – ukuran fingerling/sejari (2 – 3 cm). Sementara untuk tahap II, pendederan ini dilakukan untuk menumbuhkan pakan alami, melakukan seleksi dan penjarangan.
Untuk mencapai ukuran fingerling membutuhkan waktu 6 – 8 minggu, ukuran 5 – 8 cm memerlukan waktu 4 bulan. Untuk melakukan pendederan harus pada kolam khusus untuk pendederan biasanya memelihara koi sampai umur 3 bulan. Ukuran kolam pendederan biasanya 3 x 4 dengan kedalaman 40 cm dapat menampung 250 – 300 ekor anakan.
Nah, pada saat umur ini kita sudah bisa memberikan pakan berupa peleet ukuran 250 mikron dalam sehari pemberian 2 kali.
Berikan juga sesekali cacing sutera dan suplemen organik untuk membentuk warna ikan koi. Pemberian cacing sutera dan suplemen ini bermanfaat untuk menambah kecerahan warna pada ikan koi.
Pemerian suplemen ini bisa dicampurkan ke pakannya, silahkan lihat dosis pemakaian pada kemasan suplemen tersebut.
Selain memberikan pada pakan, anda juga bisa memberikan pada air kolam sebagai perawatan air kolam sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
5. Penyortiran Ikan Koi
Proses Penyortiran Ikan Koi
Tahap budidaya ikan koi berikutnya adalah penyortiran. Penyortiran ikan koi ini dilakukan karena anak ikan ini akan tumbuh tidak seragam.
Selain dari ukuran, penyortiran juga dilakukan pada kuaitas warna, kecerahan, bentuk badan serta kelincahan ikan. Ikan dengan kualitas baik biasanya bisa kita jual dengan harga yang lebih mahal.
Proses penyortian ikan koi ini biasa dilakukan sejak ikan sudah memasuki umur 4 minggu. Pada umur 4 minggu ini, ikan koi sudah bisa pindahkan.
Namun para peternak koi, ada juga yang menyarankan untuk menyortir koi ini pada umur ikan sudah memasuki usia 3 bulan. Karena agar lebih aman tentunya,
Kelompokkanlah koi berdasarkan kesamaannya. Pisahkan ikan koi berukuran kecil dengan yang kecil, yang besar dengan yang besar.
Untuk ikan koi yang bentuk tubuhnya membulan tidak terlalu panjang, pisahkan sesama mereka ya, yang membulat sama membulat.
Sementara untuk warna yang cerah dan memiliki garis batas yang tegas kita samakan tempatnya. Pisahkan dengan yang ikan yang memiliki warna kurang cerah.
Hal Lain yang Perlu Diperhatikan Saat Budidaya Koi
Selain hal yang sudah disebutkan diatas ada beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan agar hasil budidaya koi sesuai yang diharapkan. Berikut mari kita simak :
1. Menjaga Kualitas Air
Agar ikan koi tidak stress dan mati, maka air tempat hidup koi harus tetap terjaga kebersihan serta kejernihannya. Gunakan filter air agar lebih mudah mengontrol kebersihan air kolam.
Anda bisa menggunakan air tanah atau air PDAM sebagai sumber air ternak ikan koi. Untuk anda yang menggunakan Air PDAM, silahkan cek kadar pHnya, biasanya air PDAM sudah memiliki pH yang mendekati 7 sehingga baik di gunakan.
Jangan langsung gunakan air ini untuk ikan kita, sebaiknya kita endapkan sekitar 12 – 24 jam dan diberi aerasi untuk memperkaya oksigen yang terlarut.
Periksa pH air, suhu, kesadahan dan oksigen dalam air. Kadar oksigen yang terlarut (DO- dissolve oxygen) harus cukup minim 5,5 ppm. Indikasi kurang oksigen antara lain ikan sering ke permukaan, ikan cenderung tidak agresif, ikan koi banyak diam.
Meskipun ikan koi ini bisa beradaptasi terhadap suhu dan pH, namun harus tetap di jaga kestabilannya mutlaknya. Kriteria air yang baik untuk ikan koi adalah 24-25°c dan untuk pHnya 6,5-7,4 sedangkan untuk mencerahkan warna ikan pH berkisar 6,8 – 7,2 sementara kesadahan 2-20° HD, nitrit kurang dari 0,1 ppm.
2. Mengganti Air Kolam Secara Teratur
Meskipun telah menggunakan filter, kadang air kolam masih ada kemungkinan keruh akibat kotoran yang dikeluarkan oleh ikan. Nah, mengganti air kolam secara berkala sangat penting.
Minimal seminggu sekali ganti 10% air kolam dengan air baru yang lebih jernih. Kualitas air juga sangat mempengaruhi kecerahan warna ikan nantinya.
3. Batasi Jumlah Ikan dalam Kolam
Jumlah ikan yang terlalu berlebih dalam satu kolam juga akan mempengaruhi pertumbuhan ikan itu sendiri. Jika terlalu banyak ditakutkan koi akan memakan sesamanya juga atau kanibalisme.
4. Atur Kadar Keasaman Kolam
Pertahankan keasaman air kolam di pH 6,5 sampai 8,5 agar ikan merasa nyaman. Jika kamu ingin membuat kolam baru maka setelah kolam jadi jangan buru-buru menempatkan ikan tersebut terlebih dahulu. Kolam yang masih berbau semen biasanya akan membuat ikan mabuk dan bahkan mati.
5. Cara Memanen Ikan Koi
Sebelum ikan dipanen, cek terlebih dahulu apakah beratnya sudah pas atau belum. Waktu pemanenanpun juga harus diperhatikan. Panen ikan pada waktu suhu air rendah atau sekitar sore hari.
Agar dalam proses pengangkutan nantinya ikan tidak mengeluarkan banyak kotoran ada baiknya ikan dipuasakan terlebih dahulu selama satu hari.
Saat menangkap ikanpun juga harus hati-hati agar ikan tidak terluka dan menimbulkan cacat, isal sirip patah atau sisik terkelupas.
Sekian dulu ulasan mengenai Budidaya Koi di atas ya! Semoga bermanfaat dan selamat mencoba kawan, jangan menyerah!